Kamis, 01 Juni 2017

Standar Audit dan Akuntansi Global

Standar Audit dan Akuntansi Global
Upaya harmonissasi akuntasi di seluruh dunia sebenarnya dimulai sebelum adanya komite standar Akuntansi Internasional (IASC didirikan pada tahun 1973. Upaya harmonisasi akuntansi menjadi semakin pesat pada dasawarsa 1990-an, sesuai dengan berkembanganya globalisasi bisnis internasional dan pasar surat berhaga, serta meningkatnya pencatuman saham oleh banyak perusahaan.
Standar yang terhamonisai bersifat kompatibel, sehingga tidak mengandung pertentangan. Beragam perbedaan utama dalam persyaratan dan oembuatan laporan keuangan di seluruh dunia, serta meningkatnya kebutuhan pengguna laporan keuangan untuk membandingkan informasi dari perusahaan-perusahaan di dunia, merupakan (dan masih menjadi) kekuatan pendorong bagi gerakan harmonisasi akuntansi ini. Sesuai dengan rencana (IASB, kovergensi standar akuntansi internasional dan nasional mencakup penghapusan berbagai perbedaan secara perlahan melalui upaya kerja sama antara IASB, penentu standar nasional, dan kelompok lain yang menginginkan solusi terbaik bagi persoalan akuntansi dan pelaporan.Oleh karenanya, pemahaman yang medasar harmonisasi dan konvergensi sangat terkait erat.
Konvergensi akuntansi mencakup konvergensi standar akuntansi (yang membahas ukuran dan penyajian), penyajian terkait penawaran serta berharga dan daftar bursa efek yang dibuat oleh perusahaan go Public, dan standar audit.
A.    SURVEI KONVERGENSI INTERNASIONAL
1. Manfaat Konvergensi Internasional
Pendukung konvergensi internasional menyatakan bahwa banyak manfaat yang telah dirasakan. Donald T Nicolaisen, mantan kepala akuntan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat, pada pertemuan IASB (International Accounting Standard Board) tanggal 28 September 2004 menyatakan bahwa dengan memiliki standar berkualitas tinggi dalam akuntansi, audit, dan pengungkapan akan menguntungkan investor serta akan mengurangi biaya akses masuk pasar modal seluruh dunia. Hal ini jelas menjadi dorongan bagi para badan standar akuntansi di setiap negara untuk mencoba menerapkan IFRS dikarenakan dapat berefek positif terhadap iklim investasi di negara masing-masing.

PricewaterhouseCoopers melaporkan bahwa surat kabar terkini mengusulkan “global GAAP (prinsip akuntansi yang berlaku umum)”. Keuntungannya antara lain:
·                     Standar laporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia dapat meningkatkan efisiensi dalam alokasi modal. Biaya modal akan dikurangi.
·                     Para investor dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam berinvestasi. Portofolio lebih bermacam-macam dan risiko keuangan dapat dikurangi. Transaparansi dan persaingan di pasar global akan lebih terjaga.
·                     Perusahan-perusahaan dapat meningkatkan strategi dalam mengambil keputusan mengenai merger dan akuisisi area usaha.
·                     Pengetahuan dan keahlian akuntansi dapat ditransfer tanpa batasan ke seluruh dunia.
·                     Ide-ide terbaik yang muncul dari aktivitas berstandar nasional dapat ditonjolkan dalam mengembangkan standar global dengan kualitas terbaik.

2. Kritik terhadap Standar Internasional
Proses menjadikan standar akuntansi menjadi standar internasional juga menuai kritik. Beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar akuntansi internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Kritikus bersikeras bahwa standar internasional tidaklah cocok untuk perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, terutama perusahaan yang tidak terdaftar dan tanpa akuntabilitas public. Untuk mengatasi masalah ini, sebuah versi dari “big GAAP/little GAAP-(prinsip akuntansi yang berlaku umum besar/kecil)” telah disusun dengan mengacu pada standar internasional bagi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia dan disusun mengacu pada standar yang disederhanakan bagi perusahaan-perusahaan lainnya.

3. Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
Seiring berkembangnya penerbitan dan perdagangan ekuitas di seluruh dunia, masalah-masalah yang berhubungan dengan pendistribusian laporan keuangan dalam yurisdiksi luar negeri menjadi lebih penting. Masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan dengan adanya konvergensi internasional, yang mempermudah akses laporan keuangan untuk lintas batas negara.
Dua pendekatan lainnya telah dimaksimalkan sebagai solusi yang sesuai bagi masalah-masalah yang berhubungan dengan pengajuan laporan keuangan lintas negara, antara lain: (1) rekonsiliasi, dan (2) pengakuan bersama (yang juga dikenal dengan sebutan ‘reciprocity’ –timbal balik). Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan. Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.

4. Evaluasi
Pertentangan mengenai harmonisasi atau konvergensi memang tidak dapat sepenuhnya diselesaikan. Opini-opini yang menentang harmonisasi memiliki manfaat tersendiri. Namun, bukti-bukti terbaru menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi akuntansi internasional mengenai akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima secara luas sehingga kecenderungan konvergensi internasional akan terus berlanjut atau bahkan meningkat. Semakin banyak negara yang mulai mengadopsi IFRS secara sukarela karena banyaknya manfaat di masa mendatang. Kemajuan dalam proses harmonisasi pengungkapan dan audit dinilai mengesankan. Keberhasilan usaha-usaha konvergensi terbaru yang dilakukan oleh organisasi-organisasi internasional dapat menjadi cirri bahwa konvergensi terjadi sebagai respons alami terhadap tuntutan ekonomi.

B. BEBERAPA PERISTIWA PENTING DALAM SEJARAH PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
Berikut adalah beberapa peristiwa penting dalam sejarah penyusunan standar akuntansi internasional yang menjadi tonggak pengembangan standar akuntansi tersebut:
·                     Tahun 1973: Pendirian International Accounting Standars Committee (IASC).
·                     Tahun 1976 : Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mengeluarkan Deklarasi Inventasi yang berisi arahan mengenai “Pengungkapan Informasi”.
·                     Tahun 1977:  Pendirian International Federation of Accountans (IFAC).
·                     Tahun 1977 : Dewan Sosial Ekonomi PBB mengeluarkan laporan empat bagian tentang Standar Akuntansi Internasional dan Pelaporan untuk Badan Hukum Transnegara.
·                     Tahun 198 : London Stock Exchange (LSE) mengharuskan perusahaan mematuhi standar akuntansi internasional jika tidak tergabung di Inggris dan Irlandia.
·                     Tahun 1989: IASC mengeluarkan draft pembukaan 32 mengenai komparabilitas laporan keuangan dan menerbitkan kerangka kerja bagi penyusunan dan penyampaian laporan keuangan.
·                     Tahun 1996 : Securities and Exchange Commission (SEC) mendukung tujuan IASC.
·                     Tahun 2001 :  Internasional Accounting Standards Board (IASB) menggantikan IASC. Standar IASB dikenal sebagai International Financial Reporting Standards (IFRS).
·                     Tahun 2002: IASB dan FASB menandatangani “Norwalk Agreement” dan konvergensi terjadi antara standar internasioanl dan standar akuntansi AS.
·                     Tahun 2003: European Council menyetujui pengembangan Pedoman Keempat dan Ketujuh Uni Eropa yang menghilangkan inkonsistensi antara pedoman yang lama dan IFRS.
·                     Tahun 2004  : Australian Accounting Standard Board mengumumkan niatnya mengadopsi IFRS sebagai Standar Akuntansi Australia.
·                     Tahun 2005: Menteri Keuangan CIna melakukan konvergensi Standar Akuntansi Cina dan IFRS tahun 2007. Badan Standar Akuntansi Kanada menghilangkan GAAP Kanada dan diganti IFRS pada tahun 2011. IASB dan Badan Standar Akuntansi Jepang meluncurkan proyek konvergensi.
·                     Tahun 2006: IASB menerbitkan laporan tentang hubungan kerjanya dengan penyusun standar akuntansi lainnya.
·                     Tahun 2007: SEC mengajukan penghapusan persyaratan rekonsiliasi bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan IFRS.

C. IKHTISAR ORGANISASI BESAR INTERNASIONAL YANG MENDUKUNG KONVERGENSI AKUNTANSI
1. International Accounting Standards Board (IASB)
Tujuan dari IASB adalah :
·                     Mengembangkan untuk kepentingan public, seperangkat standar akuntansi yang berkualitas tinggi, mudah dimengerti dan tidak sulit dilaksanakan, yang menuntut informasi berkualitas tinggi, transparansi dan sebanding mengenai laporan keuangan dan kondisi keuangan lainnya.
·                     Memajukan penggunaan dan penerapan yang tepat dari standar-standar yang dibuat.
·                     Memperhatikan kebutuhan khusus perusahaan kecil menengah dan perkembangan ekonomi guna memenuhi tujuan nomor (1) dan (2).
·                     Meningkatkan kualitas konvergensi standar akuntansi di setiap negara serta Standar Akuntansi International dan Standar Pelaporan Keuangan International.

2. Commision of European Union (EU)
Uni Eropa didirikan tahun 1957 dan merupakan hasil dari Pakta Roma, dengan tujuan menyelaraskan sistem hukumn dan sistem ekonomi negara-negara anggotanya. Berbeda dengan IASB, yang tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan penerapan standar akuntansinya, Komisi Eropa (EC, yang merupakan badan pengatur Uni Eropa) memiliki kekuasaan penuh untuk menerapkan instruksi akuntansinya ke seluruh Negara yang menjadi anggotanya.
Salah satu cita-cita Uni Eropa adalah untuk mencapai penggabungan pasar keuangan Eropa. Untuk mencapai cita-citanya ini, Uni Eropa telah memperkenalkan intruksi dan melaksanakan prakarsa besar untuk:
·                     Meningkatkan modal untuk basis Eropa.
·                     Menetapkan kerangka hokum bersama dalam pasar sekuritas dan derivatif.
·                     Mencapai satu susunan standar akuntansi bagi-bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar.

3. International Organization of Securities Commissions (IOSCO)
Tujuan dari IOSCO adalah:
·                     Bekerja bersama untuk memajukan peraturan standar tinggi agar dapat memelihara pasar yang adil, efisien, dan baik.
·                     Bertukar informasi tentang pengalaman setiap negara guna memajukan perkembangan pasar domestic.
·                     Menyatukan usaha setiap negara untuk membuat standar dan pengawasan yang tepat terhadap transaksi sekuritas di setiap negara.
·                     Saling membantu memajukan integritas pasar dengan menerapkan standar-standar secara teliti dengan menindak segala pelanggaran.

4. International Federation of Accountants (IFAC)
Misi IFAC adalah memperkuat profesi akuntansi di seluruh dunia dan memberikan peran terhadap perkembangan ekonomi internasional yang kuat dengan mendirikan dan memajukan kesetiaan terhadap standar professional berkualitas tinggi, memperluas konvergensi internasional, dan berbicara mengenai masalah kepentingan publik dimana keahlian profesi tersebut lebih relevan. 

5. Kelompok Kerja Para Ahli Antar Pemerintahan PBB Dalam International   Standards of Accounting and Reporting (ISAR)
ISAR didirikan tahun 1982, dengan cita-cita : memajukan transparansi, reliabilitas, dan keterbandingan akuntansi dan pelaporan badan hukum. begitu pun untuk meningkatkan pengungkapan pada penguasaan badan hukum oleh perusahaan-perusahaan di negara berkembang dan negara yang sedang mengalami transisi ekonomi.


6. Organization of Economic Cooperation and Development (OECD)
OECD merupakan organisasi internasional yang terdiri atas 30 negara perekonomian pasar (sebagian besar negara industri). Badan pengurus OECD bernama Dewan OECD dan memiliki jaringan sekitar 200 komite dan kelompok pekerja. OECD mempublikasikan Tren Pasar Keuangan dua kali setahun, yang menilai tren dan prospek di pasar keuangan nasional dan internasional di wilayah OECD. Kegiatan pentingnya adalah memajukan pengaturan yang baik di sector Negara maupun swasta.

DAFTAR PUSTAKA

Choi, Frederick D.S dan Gary K. Meek.  Akuntansi Internasional Jilid 2. 2010. Jakarta: Salemba Empat.
https://nahdlaatika.wordpress.com/2016/06/22/bab-8-standar-audit-dan-akuntansi-global/

http://syifa0624.blogspot.co.id/2017/04/standar-audit-dan-akuntansi-global.html

Sabtu, 15 April 2017

TRANSLASI MATA UANG ASING


1.      Pengertian Translasi
Kita harus mengetahui makna dari istilah “ translasi”. Ketika digunakan oleh akuntan , istilah ini mempunyai makna yang khusus, yang mana menggambarkan suatu proses dimana data keuangan yang dinyatakan dalam satu mata uang disajikan kembali dalam mata uang lain.
Contohnya : Perusahaan inggris, yang menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang poundssterling, dimana perusahaan mempunyai asset sebesar $100 milyar (dalam bentuk uangkertas), agar asset tersebut dapat dimasukan kedalam laporan posisi keuangan, jumlahtersebut harus dinyatakan dalam pounds sterling. Jika £1 = $1.78 maka asset tersebutakan disajikan sebesar ($100 X£1/$1.78) yaitu sebesar £56.18 milyar. Dengan menggunakan istilah akuntansi, asset tersebut telah ditranslasikan dari dollar kepounds.
Selain itu, harus ada pemisahaan yang jelas antara “translasi” dan “konversi”. Dimana dalam konversi : asset tersebut benar - benar berubah dari satu mata uang ke matauang lain ( dari dollar ke pounds ) atau pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lainsecara fisik sedangkan didalam melakukan translasi : asset tersebut tidak berubah,dollarnya masih tetap ada hanya basis pengukurannya saja yang berubah.

2.      Alasan-alasan melakukan Translasi
Beberapa alasan mengapa translasi dilakukan adalah:
a)      Agar para pembaca laporan keuangan mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri.
b)      Transalasi mata uang asing merupakan tantangan bagi perusahaan untuk menyediakan pengungkapan informasi keuangan, karena banyak metode translasi yang dapat digunakan yang menyebabkan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi.
c)      Untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur resiko suatu perusahaanterhadap pengaruh perubahan mata uang asing.
d)      Translasi juga dapat digunakan untuk memberikan kemudahan bagi pembacalaporan keuangan, praktek ini sering disebut sebagai translasi kemudahan (Confenience), seperti yang dilakukan oleh banyak perusahaan di Jepang.
e)      Nilai relatif mata uang asing jarang sekali ditetapkan.
f)       Kurs nilai tukar variabel, yang digabungkan dengan berbagai macam metodetranslasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dankerugian translasi,membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan yang samadari satu periode ke periode lain sulit dilakukan.
g)      Untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur risiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri.
h)      Meluasnya peningkatan kebutuhan untuk menyampaikan informasi akuntansi mengenai suatu perusahaan yang berdomisili disatu negara kepada pengguna dinegara lain, yang timbul dengan tujuan untuk mencatatkan sahamnya disuatu bursa efek luar negeri, melakukan akuisisi atau usaha patungan dengan pihak asing, atau ingin mengkomunikasikan hasil operasi dan posisi keuangan kepada para pemegang saham asingnya.

3.      Latar Belakang dan Terminologi
Translasi tidak sama dengan konversi, yang adalah pertukaran dari satu mata uang kemata uang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, sepertihalnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilaiekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkaityang terjadi seperti bila dilakukan konversi.  
Saldo-saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uangdomestik berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing: yaitu harga satu unit suatu mata uangyang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang negara-negara dagang utama dibelidan dijual dalam pasar global. Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yangcanggih, para pelaku pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalanganusaha, para individu, dan pedagang profesional. Dengan menyediakan tempat bagi parapembeli dan penjual mata uang, pasar mata uang asing memfasilitasi transfer pembayaraninternasional, memungkinkan terjadinya pembelian atau penjualan internasional secarakredit, dan menyediakan alat bagi para individu atau kalangan usaha untuk melindungi dirimereka dari risiko nilai mata uang yang tidak stabil.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu2 hari kerja. Kurs pasar spot  dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk perbedaan tingkatinflasi antar negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukardi masa mendatang. Kurs nilai tukar pasar spot  dapat dinyatakan langsung atau tidak langsung. Apabila dinyatakan langsung, kurs nilai tukar menunjukkan jumlah unit matauang domestik yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Sedangkankuotasi tidak langsung adalah kebalikan dari langsung: harga satu unit mata uang domestik dalam mata uang asing.
Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar  forward  dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot. Kuotasi spot dan  forward  untuk kebanyakan mata uang utama pada setiap hari kerja dapatditemukan pada halaman bisnis kebanyakan surat kabar utama.
Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan  forward  atau penjualan spot atau pembelian forward , atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu negara asing, sembari dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.

4.      Pengaruh Alternatif Kurs Translasi Terhadap Laporan Keuangan
Nilai tukar yang dapat digunakan saat melakukan translasi saldo dalam matauang asing menjadi mata uang domestik, yaitu :
a)      Kurs kini (current), adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan.
b)      Kurs historis (historical), adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi.
c)      Kurs rata-rata (average), adalah rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar historis.
Kurs nilai tukar historis umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestik. Penggunaan kurs nilai tukar historis melindungi laporan keuangan dari keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing, yaitu dari kenaikan atau penurunan dalam ekuivalen dolar saldo mata uang asing yang timbul dari fluktuasi kurs translasi antar periode pelaporan. Penggunaan kurs kini menimbulkan terjadinya keuntungan atau kerugian translasi.
 Harus dibedakan antara keuntungan dan kerugian translasi (translation) dan keuntungan dan kerugian transaksi (transaction), di mana keduanya merupakan keuntungan dan kerugian akibat nilai tukar. Transaksi mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang, dengan pembayaran yang dibuat dalam mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan mata uang asing. Translasi diperlukan untuk mempertahankan catatan akuntansi dalam mata uang perusahaanpelapor.
Dari dua jenis penyesuaian transaksi, yang pertama keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai tukar yang digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai tukar yang digunakan pada saat penyelesaian. Jenis kedua penyesuaian transaksi adalah keuntungan dan kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan timbul ketika laporan keuangan disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan.
Pada saat mempertimbangkan keuntungan dan kerugian nilai tukar, penting untuk membedakan antara keuntungan dan kerugian dari transaksi dan translasi. Suatu transaksi yang direalisasi (atau sudah diselesaikan) menimbulkan keuntungan dan kerugian yang nyata. Secara umum para akuntan menyetujui bahwa keuntungan dan kerugian seperti itu harus tercermin secepatnya dalam laba. Sebaliknya, penyesuaian translasi (termasuk keuntungan dan kerugian atas transaksi yang belum terselesaikan) bersifat belum direalisasiatau masih di atas kertas.
5.      Transaksi Mata Uang Asing
Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesaiannya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Suatu transaksi mata uang asing yang berdenominasi dalam satu mata uang, tetapi diukur atau dicatat dalam mata uang yang lain. Mata uang fungsional sebuah perusahan diaertikan sebagai mata uang lingkungan ekonomi yang utama dimana perusahaan beroperasi dan menghasilkan arus kas. Jika suatu operasi anak  perusahaan luar negeri relatif berdiri sendiri dan terintegrasi dalam Negara asing (yaitu suatu anak perusahaan yang menghasilkan produk untuk distribusi setempat)  umumnya akan menghasilkan dan mengeluarkan uang dalam mata uang lokal (negara-tempat-domisili).
a)    Perspektif  Transaksi Tunggal
Berdasarkan perspektif transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik yang sudahdiselesaikan maupun yang belum selesai) diperlakukan sebagai penyesuaian terhadapakun-akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi danpenyelesaiannya merupakan satu peristiwa tunggal.
b)   Perspektif Dua Transaksi
Berdasarkan perspektif dua transaksi, penagihan piutang dalam krona dianggap sebagaiperistiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut. Dengan maksud mencapai keseragaman, FAS No. 52 mengharuskan penggunaan metodedua transaksi untuk mencatat transaksi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah selesai dan belum diselesaikan dimasukkan dalam penentuan laba. Pengecualian utama terhadap ketentuan ini terjadi apabila (1) penyesuaian nilai tukar berkaitan dengan transaksi antar perusahaan jangka panjang tertentu dan (2)transaksi tersebut dimaksudkan dan berfungsi efektif sebagai lindung nilai atas investasi (yaitu lindung nilai terhadap posisi aktiva/kewajiban bersih operasi luar negeri) dan komitmen mata uang asing.

6.    Translasi Mata Uang Asing
Metode untuk menyatakan aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban yang dinyatakan dalam mata uang asing menjadi dalam mata uang domestik.Metode ini ada dua jenis :
a)      Metode Kurs Tunggal
Metode ini digunakan untuk menyajikan ulang saldo dalam mata uangasing ke dalam nilai ekuivalen dalam mata uang domestik dengan satukurs nilai tukar, yaitu kurs terkini atau kurs penutupan, untuk seluruhaktiva dan kewajiban lancer yang umumnya digunakan dengan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang teapt untuk periode tersebut. Hasil konsolidasi mencerminkan perspektif mata uang setiap perusahaan yang hasilnya akan dikonsolidasikan, dan bukan perspektif mata uang tunggal induk perusahaan. Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi risiko nilai tukar karena kurs nilai kini (vs historis) mengubah nilai seluruh aktiva kini luar negeri dalam ekuivalen mata uang induk perusahaan setiap kali terjadi perubuhan nilai tukar.
b)      Metode Kurs Berganda
Metode ini menggunakan berbagai macam kurs, dengan menggabungkan kurs nilai tukar historis dan nilai tukar kini dalam proses translasi :
·         Metode Kini - Non Kini
Aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban perusahaanya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan berdasarkan kurs historis.  Pos-pos laporan laba rugi(kecuali beban depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku dalam setiap bulan operasi atau berdasarkan rata-rata tertimbang selama keseluruhan periode pelaporan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yangtercatat saat aktiva tersebut diperoleh.
·         Metode Moneter – Non moneter 
Metode ini menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukankurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos non moneter aktiva tetap, investasi jangka panjang dan persediaan investor-ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikandengan menggunakan prosedur yang sama dengan metode kini-nonkini.
·      Metode Temporal
Dalam metode ini, translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Transalasi saldo – saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan nilai sesungguhnya.
Kas diukur berdasarkan jumlah yangdimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar  jumlah yang diperkirakan akan diterima atau akan dibayarkan padasaat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain-lain diukur sebesar harga uang yang terkait pada saat pos tersebut diakuisisi atau terjadi (Harga historis). Persediaan diukur sebesar harga yang terjadi per tanggal laporan keuangan (harga kini), dengan aturan mana yang lebih rendah antara biaya perolehan atau harga pasar (dimensi waktu berkaitan dengan uang ini).

7.    Perkembangan Akuntansi Translansi
Untuk memberikan beberapa sudut pandang sejarah terhadap status akuntansi translasiyang ada sekarang, berikut ini narasi singkat mengenai insiatif pelaporan keuangan di ASyang mewakili pengalaman di negara-negara lain.
Sebelum 1965
Praktik translasi kebanyakan perusahaan AS dipandu oleh Accounting Research Bulletin No4 (ARB No.4), yang kemudian diterbitkan kembali sebagai Bab 12 dalam ARB No.43.pernyataan ini mendorong penggunaan metode kini-nonkini.
Tahun 1965 - 1975
Setiap perbedaan akuntansi yang disebabkan oleh penyajian ulang utang diperlakukansebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. Mentranslasikan seluruh utang dan piutangdalam mata uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan setelah Accounting PrincipleBoard Opinion No.6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perubahan terhadap ARB No.43 inimemberikan pilihan translasi yang lain bagi perusahaan.
Tahun 1975 – 1981
Untuk mengakhiri keanekaragaman perlakuan yang diperbolehkan menurut standar translasisebelumnya, FASB mengeluarkan FAS No.8 yang dikontroversial pada tahun 1975.
Pernyataan ini secara signifikan mengubah praktik di AS dan praktik sejumlah perusahaanasing yang menggunakan GAAP AS karena mengharuskan penggunaan metode translasitemporal. Isi yang sama pentingnya juga adalah penangguhan keuntungan dan kerugiantranslasi tidak diperbolehkan lagi. Keuntungan dan kerugian translasi dan transaksi matauang harus diakui dalam laba selama periode perubahan kurs nilai tukar.
Tahun 1981-Hingga Kini
Pada bulan Mei 1978, FASB mengundang komentar publik terhadap 12 pernyataan pertamayang dikeluarkannya. Kebanyakan dari 200 surat yang diterima menyinggung FAS No.8,yang mendorong agar FAS No.8 tersebut diubah. Dan, setelah melalui banyak pertemuanpublik dan dua draft sementara, menerbitkan Statement of Financial Accounting StandardsNo.52 pada tahun 1981.


Daftar Pustaka :