Presiden
Baru Diharapkan Jalankan Ekonomi Kerakyatan
Presiden
Indonesia yang terpilih melalui Pemilihan Presiden yang akan dilakukan tahun
ini diharapkan menjalankan ekonomi kerakyatan yang diamantkan UUD 1945. Sebab,
dengan membangun ekonomi kerakyatan, maka kesejahteraan akan diraih oleh
masayarakat.
Menurut
ekonom UGM, Sri Adiningsih, Pertumbuhan ekonomi harus dirasakan semua, tidak
hanya konglomerat tapi juga pelaku UMKM. Itulah ekonomi kerakyatan. Pelaku UMKM
berperan dalam menggerakkan ekonomi. Namun, mayoritas pelaku UMKM minim
pendidikan dan pelatihan. 40% lebih mereka hanya tamatan SD. Kemudian 90% tidak
pernah ikut pelatihan. Kalu mereka tidak diperlengkapi, maka mereka akan susah
berkembang. Karena itu susuan ekonomi ke deoan, harus memperhatikan mereka.
Pembekalan untuk pengusaha UMKM dan masayarakat yang hendak berusaha harus
ditingkatkan pemerintah. Pendidikan harus jadi fokus. Bukan hanya untuk
masyarakat usia sekolah, tetapi juga untuk pelaku UMKM. Sebab mereka berperan
sentral dalam aktifitas ekonomi. Selain itu, pemerintah harus memperhatikan
kesehatan masayarakat dan pembangunan infrastruktur. Petani, nelayan dan
masayarakat bawah harus ditopang dan dibantu. Dengan itu kesejahteraan tersebar
dan ketimpangan bisa dikurangi.
Guru
Besar Fakultas Ekonomi UGM ini menyatakan, Capres PDI perjuangan, Joko Widodo
telah membuktikan visi dan implementasi yang jelas dalam pelaksaan ekonomi
kerakyatan. Saat menjabat Wali Kota Solo, Jokowi merevitalisasi pasar
tradisonal, merelokasi usaha kecil menengah (UKM), mendorong pengembangan
kapisitas UKM serta menyelenggara berbagai event sosial yang mampu mendorong
geliat perekonomian kerakyatan.
Saat
berpindah pengabdian ke Jakarta, hal serupa terus dilakukan Gubernur DKI
tersebut. Dalam masa pemerintahannya bersama Ahok, dia membuktikan visinya
dalam pengembangan pasar Tanah Abang dan modernisasi sejumlah pasar tradisonal
di Jkarta, termasuk pasar Manggis di Manggarai. Tak hanya di provinsinya,
Jokowi juga membuktikan penguatan kerja sama regional bersama dengan Provinsi
Lampung dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Model ini
mampu mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat di provinsi luar Jakrta. Karena itu,
pendekatan yang sudah dilakukan Jokowi merupakan bentuk implementasi nyata
tanpa mengumbar janji semata.
Daftar pustaka : (koran suara
pembaruan mei 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar